Halo! Untuk mengawali blog ini, saya menuliskan pengalaman saya ketika mengunjungi Tamansari :D
Bagian pertama yang saya lihat setelah berjalan memasuki Tamansari adalah Pasiraman Umbul Binangun atau kolam pemandian. Di area ini terdapat tiga kolam, dua kolam berada di luar dan satu kolam lagi berada di dalam bangunan yang khusus untuk raja. Kolam pemandian ini sangat indah, warna airnya hijau kebiruan dan terlihat sangat segar.
Tamansari merupakan salah satu bangunan bersejarah milik Keraton Yogyakarta, yang memiliki arti “taman yang indah”. Pendirinya adalah Sultan Hamengku Buwana I pada tahun 1758. Tamansari dibangun sebagai lambang kejayaan Raja Mataram dan sebagai tempat untuk berekreasi serta kolam pemandian atau disebut pula sebagai pesanggrahan untuk Sultan Yogyakarta dan Keluarganya. Bahkan, sultan sekalipun butuh rekreasi untuk menyegarkan pikiran agar bisa mengurus negaranya dengan baik. Apalagi dengan saya yang hanya butiran debu ini, tentunya butuh asupan piknik yang mencukupi agar bisa menjalani perkuliahan dengan lancar :p
Bagian pertama yang saya lihat setelah berjalan memasuki Tamansari adalah Pasiraman Umbul Binangun atau kolam pemandian. Di area ini terdapat tiga kolam, dua kolam berada di luar dan satu kolam lagi berada di dalam bangunan yang khusus untuk raja. Kolam pemandian ini sangat indah, warna airnya hijau kebiruan dan terlihat sangat segar.
berdasarkan informasi yang saya dapat dari pemandu resmi, kolam pemandian ini untuk para selir raja.
kolam pemandian khusus untuk raja
Kolam pemandian untuk raja berada di tempat yang terpisah tetapi masih dalam satu kompleks. Untuk melihatnya kita harus masuk ke dalam bangunan yang persis berada di dekat kolam pemandian untuk para selir.
Selain ada kolam pemandian juga ada kamar sauna dan kamar untuk berganti pakaian.
kamar sauna
tempat untuk sauna
I was amazed ketika pemandu wisata menjelaskan bahwa ada kamar untuk sauna di sini. Indonesia khususnya kebudayaan Jawa juga tidak kalah hebat dengan kebudayaan yang dimiliki oleh negara-negara lain, dimana mereka sudah mengenal produk kebugaran tubuh seperti sauna. Persis di bawah tempat tidur ada lubang yang pada zaman dahulu lubang tersebut diisi dengan api dan raja berbaring di atasnya. Bukan api yang besar, ya!
kamar ganti kamar ganti
Ada hal unik yang saya dapatkan waktu berkunjung ke sini, yaitu cermin air. Dahulu ketika cermin belum ada, para selir atau permaisuri yang ingin berhias akan bercemin melalui air yang diisi di pot besar. Kamar tersebut memiliki dua jendela yang ada di sisi kanan dan kirinya. Jadi, sinar matahari dapat memasuki kamar tersebut dan air yang berada di dalam pot dapat memantulkan bayangan.
cermin air
Keluar dari kompleks pemandian, saya berjalan mengikuti petunjuk dan sampailah saya di Gedong Gapura Hageng.
Gedong Gapura Hageng
Gedong Gapura Hageng
Gapura ini sebenarnya adalah pintu gerbang utama Tamansari pada zaman dahulu. Jadi, pintu masuk wisatawan saat ini adalah pintu keluar pada zaman dahulu. Arsitektur bangunannya sangatlah indah!
pintu masuk wisatawan Tamansari saat ini
Setelah itu, pemandu wisata mengajak saya untuk mengunjungi Sumur Gumuling, tempat yang menjadi favorit wisatawan untuk mengambil gambar setelah komplek kolam. Untuk menuju ke sana, saya harus melewati perkampungan padat penduduk. To be honest, saya bingung kenapa tempatnya terpisah dan harus melewati rumah-rumah penduduk. Ternyata, pada zaman dahulu rumah-rumah penduduk ini adalah sebuah danau buatan yang di sekitarnya ditanami dengan Pohon Kenanga. That's why, Tamansari disebut juga sebagai Istana Air karena bentuknya pada saat itu seperti sebuah pulau.
jalan menuju Sumur Gumuling
Ketika berjalan saya langsung membayangkan bahwa komplek ini masih berupa danau buatan sambil mengayuh sampan. It must be very beautiful!
status situs Sumur Gumuling
danau buatan yang kini sudah menjadi rumah penduduk
Setelah berjalan lumayan jauh, akhirnya saya sampai di Sumur Gumuling!
Sumur Gumuling
Sumur Gumuling dilihat dari atas
Sumur Gumuling pada zamannya digunakan sebagai tempat ibadah, bangunan berbentuk lingkaran ini terdiri dari dua lantai dan terdapat tempat semacam mihrab atau tempat untuk pengimaman salat. Ada lima tangga yang terdapat di Sumur Gumuling yang melambangkan rukun Islam. Di bawah tangga terdapat kolam yang berfungsi sebagai tempat untuk berwudu.
ruang untuk salat
Ruangan ini pada zamannya digunakan untuk salat berjamaah dan dapat diisi hingga empat saf salat.
mihrab atau tempat pengimaman untuk salat
Kesimpulan dari jalan-jalan saya ke Tamansari adalah ini tempat yang benar-benar megah dan canggih. Kenapa canggih? Karena pada saat itu, mereka sudah bisa membuat danau buatan dan jalan bawah tanah yang di atasnya terdapat air danau tersebut. Selain itu, terdapat jalan tembus menuju keraton yang saat ini jalannya sudah ditutup.
Fungsi Tamansari sendiri sebenarnya bukan hanya tempat untuk berekreasi raja dan keluarganya, tempat ini juga sebagai tempat pertahanan dan perlindungan. Hal tersebut ditandai dengan adaya benteng keliling yang tinggi, adanya baluwer (bastion) untuk menempatkan persenjataan, gapura yang dilengkapi dengan beberapa tempat penjagaan para prajurit dan abdi dalem, dan adanya jalan bawah tanah yang dapat menghubungkan dari Tamansari ke tempat lain.
Tamansari lokasinya dekat dengan Keraton Yogyakarta, sehingga untuk sampai ke sana bisa menggunakan transportasi publik Transjogja kemudian disambung dengan menaiki ojek online. Bila sebelumnya kita berkunjung ke Keraton Yogyakarta, kita dapat menaiki becak yang berada di sekitar keraton. Jam buka Tamansari adalah pukul 09.00 - 14.00 WIB. Harga tiketnya Rp5.000,- dan tambahan Rp2.000,- bila membawa kamera.
So, kalo lagi berlibur ke Yogyakarta jangan lupa mengunjungi tempat bersejarah Tamansari, ya! The place is very worth to visit!
See you on my next experiences! :D
by Bilqis (Feature)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar